Aceh Utara – Pemerintah Kabupaten Aceh Utara melalui OPD DPM-PPKB bangun sinergitas dan Kemitraan dengan Tenaga Kesehatan di Kecamatan dan gampong dalam Kabupaten Aceh Utara sebagai salah satu usaha atau upaya keras dalam Menekan angka Stunting pada akhir tahun 2023 dan 2024, sebagai mana harapan secara Nasional.
Kepala Bidang (Kabid) KB DPM-PPKB Muhammad Azhar, SE disela sela kunjungan ke Kecamatan mengakui bahwa tanpa melibatkan Nakes Kader Posyandu, Kader KB dan TPPS serta tokoh Masyarakat akan mendapatkan berbagai kendala dalam upaya menekan atau menurunkan angka stunting sebagaimana harapan Rakor Provinsi pada pertengahan tahun 2023.
Keuletan atau kegigihan para kader ditingkat gampong terus menunjukkan adanya perubahan angka penurunan Stunting dari tahun 2022. Ini menunjukkan bahwa timnya telah bekerja secara terpadu ter koordinir dan tepat sasaran, sehingga apa yang diamanahkan dalam rapat rapat tingkat Provinsi membuahkan hasil, ungkap Azhar.
Lebih Lanjut Kabid Keluarga Berencana Azhar, juga menilai peran para Kader sebagai salah satu ujung tombak pelayanan Kesehatan dalam rangka menekan angka Stunting, karena mereka lebih mengetahui karakteristik masyarakat di Gampong, hal itu sudah teruji dari tahun ke tahun di 27 Kecamatan dalam Kabupaten Aceh Utara.
Dalam berbagai pertemuan yang membahas tentang stunting, pemenuhan gizi dan Ibu hamil DPMPPKB terus meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan bagi para Kader agar mereka lebih terampil dalam memberi pelayanan dan pemahaman terkait Pentingnya Pemenuhan asupan gizi, pola hidup sehat dan Kesejahteraan Keluarga, kesehatan, selain itu k juga dilakukan evaluasi, audit stunting dan pemecahan masalah, sehingga pelayanan bagi masyarakat ke depan menjadi lebih baik, ungkap Kabid KB.
Penyuluhan tentang pola asuh balita, agar anak tumbuh sehat, aktif, cerdas dan tanggap juga dipandang sangat penting diterapkan pada anak usia dia tahun.
Untuk menekan angka stunting ke depan, target sasaran awal penyuluhan dan pemahaman kesehatan dilakukan kepada Ibu hamil, karena stunting mulai terjadi ketika janin masih dalam kandungan, “Mereka melakukan penyuluhan dan memberi pemahaman tentang asupan gizi kepada ibu hamil, agar ibu dan janin yang dikandung sehat,” sebutnya.
Ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi sangat berisiko bagi kesehatan dan akan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Karena itu, pemenuhan gizi selama kehamilan merupakan hal mutlak yang harus diperhatikan. Langkah yang tidak kalah penting, memastikan semua masyarakat terlayani dengan baik. ( ADV )