Oleh : Ramli Usman, S.Pi (Masyarakat Pemerhati Lingkungan)
“Jangan dijadikan dalih bahwa karena hujan penyebab banjir melanda, dan karena ketiadaan hujan penyebab kemarau mendera”
Pohon dan Bencana Banjir yang melanda kabupaten Aceh Utara seperti sudah menjadi rutin terjadi, bahkan terjadi dua – tiga kali dalam setahun. Banjir pada awal Oktober tahun ini, tidak hanya menenggelamkan kota Lhoksukon sebagai Ibukota Aceh Utara, namun bencana ekologis tersebut juga melanda 16 kecamatan dari 26 kecamatan di Aceh Utara.
Salah satu penyebab utama terjadinya bencana banjir adalah akibat eksploitasi SDA (pohon/hutan) yang berlebihan. Penebangan pohon sembarangan, tidak hanya telah mendzalimi lingkungan, akan tetapi kita juga telah mendzalimi diri manusia itu sendiri.
Jangan pernah kita mengira bahwa pohon hanya berfungsi sebagai tempat hinggap atau bertenggernya burung burung yang terbang di angkasa, dan jangan pula kita mengira bahwa manfaat pohon sebatas untuk dijadikan batangnya sebagai material bahan bangunan dan buahnya untuk dimakan.
Masih ada selaksa fungsi dan manfaat pohon, terutama dalam penyeimbang lingkungan, termasuk ekologi dan penyeimbang perubahan iklim global, mencegah bencana ekologi seperti banjir, erosi dan abrasi/longsor.
Pohon berfungsi sebagai pencegah terjadinya banjir, karena penyerapan air ke dalam tanah lebih optimal sehingga bencana banjir bisa dicegah dan diminimalisir. Selain itu, pohon sebagai pengatur tata air hidrologis yang berfungsi dengan sangat sempurna. Sehingga air hujan yang jatuh tidak serta merta mengalir ke laut lewat aliran permukaan atau perkolasi, tetapi lebih lama dapat disimpan di dalam tanah.
Pohon juga dapat menggemburkan tanah, dimana tanah yang gembur akan memudahkan air meresap. Sehingga pohon dianggap dapat memelihara ketersediaan air yang tersimpan di dalam tanah, agar tidak terlalu cepat menguap. Dengan begitu, cadangan air tanah kita bisa tetap terjaga.
Pohon berkontribusi dalam menjaga siklus air. Melalui akar pohon, air diserap dan disimpan kemudian dialirkan ke daun, menguap lalu dilepaskan ke lapisan atmosfer. Akar pohon, disamping berfungsi sebagai penguat struktur tanah agar tidak terjadi pengikisan lapisan atas tanah (top soil) atau erosi dan abrasi ketika digurus air hujan. Sehingga tidak terjadi pemimbunan sedimentasi dalam sungai atau saluran air yang dapat berpengaruh pada berkurangnya daya dukung atau capasitas untuk menampung curahan debit air hujan.
Batang pohon, juga berfungsi sebagai media penyimpan air, dimana batang pohon ibarat semacam kapiler yang mampu menyimpan volume air melampaui diameter bentang batang itu sendiri.
Daun disamping memiliki fungsi utama, juga berperan sebagai media untuk mempercepat proses penguapan (evaporasi), sehingga air hujan diserap oleh akar dikirim ke daun melalui batang, cabang dan ranting.
Daunlah yang berperan mempercepat proses evaporasi, sehingga air hujan itu dikembali ke atmosfer yang selanjutnya berubah menjadi embun yang kembali menyegarkan bumi di pagi hari.
Ketika pohon-pohon ditebang, maka daerah itu akan menjadi tandus dan gersang serta tidak ada lagi yang mampu berfungsi membantu tanah menyerap lebih banyak air hujan. Sesungguhnya air hujan itu merupakan rahmat untuk bumi dan seisinya.
Untuk itu, jangan pernah menyalahkan air hujan ketika bencana banjir melanda. Akan tetapi karena kebodohan, keserakahan dan kerakusan, kita tega mengundang petaka dan bencana, akibat menebang pohon sesuka hati.
Dan perlu menjadi peringatan untuk kita semua bahwa kedepan musibah banjir ini akan semakin tidak terkendali, ketika semua kita terlena dan abai serta tidak ada yang mau peduli mencari solusi untuk mengatasinya. Dan jangan biarkan musibah ini berubah menjadi malapetaka dan prahara lebih dahsyat di kemudian hari.
Mengatasi semua bencana adalah dengan mencari akar permasalahan penyebab bencana itu terjadi, sehingga dapat menemukan formulasi solusi penyelesaian yang tepat dan relevan. Bukan dengan cara “pernyataan sikap” yang kita dengar akhir-akhir ini terjadi.
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.
(QS. Ar-rum: 41).
(Penulis : Ramli Usman, S.Pi, Masyarakat Pemerhati lingkungan)