Oleh: Prof. Dr. Danial, M.Ag.
Kementerian Agama RI di bawah kepemimpinan Gusmen Yaqut Cholil Qoumas terus melakukan berbagai inovasi dan kreasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan indeks kemaslahatan bagi jamaah. Inovasi dan kreasi tersebut berhasil dilaksanakan oleh para petugas yang dedikatif, inovatif, dan kreatif. Berikut beberapa dedikasi dan inovasi haji 2024:
Tanazul: Fasilitas pulang lebih cepat dari Mina setelah lempar jumrah ‘aqabah bagi jamaah yang membutuhkan istirahat di hotel, kemudian kembali ke Mina pada malam hari untuk mabit. Inovasi ini telah memberikan kemaslahatan yang luar biasa, terutama bagi jamaah lansia. Dengan jumlah jamaah lansia tahun ini lebih dari 41.000, mulai umur 65-110 tahun, inovasi kebijakan ini tidak hanya mencegah kecelakaan tetapi juga memberikan banyak kemaslahatan.
Smart Card: Kartu yang mempermudah akses jamaah di Armuzna.
Safari Wukuf: Fasilitas ini diperuntukkan bagi jamaah yang berisiko tinggi untuk tetap dapat melaksanakan wukuf.
Fast Track: Fasilitas untuk mempercepat proses di imigrasi, khususnya di embarkasi haji dengan jumlah jamaah terbanyak. Tujuannya agar jamaah tidak perlu antre lama. Kebijakan inovatif ini telah mempercepat proses jamaah menuju pesawat. Dalam waktu hanya 6 menit, para jamaah sudah berada di pesawat.
Murur: Fasilitas fikih yang diberikan kepada jamaah haji khusus sebagai bentuk inovasi lain dari haji 2024. Kebijakan ini membolehkan jamaah cukup melintas di Muzdalifah tanpa harus turun dari kendaraan karena dapat mendatangkan kemudharatan bagi jamaah. Inovasi ini telah memberikan kemaslahatan sepanjang prosesi haji 2024.
Aplikasi Kawal Haji: Fasilitas berbasis IT berupa aplikasi “Kawal Haji” untuk merespons cepat setiap keluhan, peristiwa, dan bentuk kebutuhan lainnya dari seluruh jamaah. Fasilitas ini telah mempersingkat waktu, menghemat energi, dan meningkatkan kegesitan petugas dalam melayani jamaah.
Melayani dengan Hati: Fenomena ini dapat kita temukan pada banyak kasus. Di antaranya, Yudi Mulyadi menggendong seorang nenek yang berumur lebih dari 80 tahun. Di tempat lain, kita melihat seorang petugas haji memapah dengan sabar seorang kakek menuju Masjidil Haram. Di kesempatan lain, petugas kesehatan dengan telaten, sabar, dan khidmat melayani jamaah yang sakit. Itu hanya sedikit dari sekian banyak peristiwa yang tidak hanya menunjukkan inovasi dan kreasi, tetapi juga dedikasi petugas kepada para jamaah, tamu Allah yang mulia. Hal ini mustahil terjadi tanpa kebeningan hati, cinta, dan ketulusan dari para petugas serta keseriusan Gusmen dengan segenap jajarannya.
Penulis adalah Guru Besar Hukum Islam IAIN Lhokseumawe