LintasMedia.co – Kasus tewasnya Brigadir J dalam aksi baku tembak dengan Bharada E itu menarik perhatian publik.
Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J tewas dalam aksi baku tembak dengan Bharada E di rumah dinas Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam).
Kasus penembakan tersebut terjadi di rumah dinas Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo, pada Jumat (8/7/2022) sekitar pukul 17.00 WIB.
Keluarga merasa ada yang janggal dari kasus kematian anaknya
Pertama, kejadian baku tembak itu terjadi pada Jumat (8/7/2022) sekitar pukul 17.00 WIB. Namun polisi baru menyampaikan kasus ini pada Selasa (12/7/2022).
Lalu polisi menyampaikan bahwa baku tembak yang menewaskan Brigadir J terjadi karena dia melakukan pelecehan kepada istri Kepala Divisi Propam Polri, Putri Ferdy Sambo.
Saat kejadian, baik Brigadir J dan Bharada E adalah anggota Brimob yang ditugaskan sebagai staf Divisi Propam Polri.
Brigadir J bertugas sebagai sopir istri dari Ferdy Sambo. Sementara Bharada E adalah seorang aide de camp (ADC) atau asisten pribadi Ferdy Sambo.
Pada saat kejadian, Irjen Ferdy Sambo tidak ada di rumah.
Kedua, setelah polisi mengonfirmasi kematian Brigadir J, ratusan polisi dilaporkan mendatangi rumah orangtua Brigadir J di Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi.
Hal itu disampaikan oleh Rohani Simanjuntak, bibi Brigadir J, di rumah duka yang berada dalam kompleks perumahan guru SD di Sungai Bahar pada Selasa (12/7/2022).
Kepada kompas.com, Rohani yang masih berduka berkata bahwa ratusan polisi datang mengempung rumah mereka sampai menutup pagar sekolah.
Hal ini lantas membuat keluarga ketakutan.
“Waktu datang orang itu ke rumah, kami terkejut,” ucap Rohani Simanjuntak.
“Jantung kami serasa mau copot, maklum kami baru trauma baru kehilangan.”
Apalagi kata Rohani yang datang tidak hanya beberapa polisi. Tapi mereka datang menggunakan 1 bus dan 10 mobil penumpang.
Beberapa dari mereka memakai seragam polisi. Namun ada juga yang memakai pakaian bebas hingga hitam putih.
Kejadian itu sekitar pukul 20.00 WIB dan kondisi rumah tengah dipenuhi oleh keluarga.
Yang membuat keluarga semakin takut adalah para polisi itu datang datang permisi dan menutup akses masuk ke rumah.
“Kami seolah diserang, karena rumah didatangi,” tutur Rohani.
Merasa tidak terima diperlakukan seperti itu, Rohani pun dengan berani menegur polisi yang datang.
“Jangan seperti itulah Pak masuk rumah orang, kami ini lagi sedih loh, lagi trauma.”
“Yang sopan lah, pakek permisi,” ungkap Rohani.
Sebab sampai sekarang Rohani mengaku tidak percaya bahwa keponakannya tewas tertembak. Apalagi Brigjen J sempat menelpon keluarganya 8 jam sebelum tewas.
Saat menelepon, Brigjen J membicarakan banyak hal. Termasuk berziarah ke kampung halamannya.
Artikel ini telah tayang di Intisari-online.com dengan juudul Anaknya Tewas Tertembak, Rumah Orangtua Brigadir J Malah ‘Dikepung’ Ratusan Polisi, Disebut Masuk Tanpa Permisi, ‘Kami Seolah Diserang Padahal Kami Lagi Berduka’