Banda Aceh – Tiga dari enam wilayah kerja migas baru di Indonesia yang dilelang Menteri ESDM ternyata dalam wilayah kerja Migas Aceh. Lelang proyek pencarian sumber Migas Aceh itu dilakukan secara direct proposal tender maupun reguler tender, Rabu (20/7/2022). Kepala Dinas ESDM Aceh, Ir Mahdinur MM, menyampaikan hal ini kepada Serambinews.com, Minggu (24/7/2022).
Mahdinur menyebutkan ketiga wilayah kerja (WK) migas baru di Aceh itu, yakni WK Migas lepas pantai Nort West Aceh (Meulaboh). Kemudian WK lepas pantai Sout West Aceh (Singkil) dan WK lepas pantai dan darat Arakundo, Aceh Timur.
“Kita harapkan ketiga WK migas, yang baru dilelang pemerintah pusat tersebut cepat ada peminatnya,” kata Mahdinur didampingi Kabid Migas, Dian Budi Darma.
Mahdinur menyebutkan di wilayah lepas pantai dan daratan Aceh saat ini, ada 12 perusahaan migas sedang beroperasi. Untuk wilayah kerja aktif eksploitasi, ada 6 perusahaan yang sedang bekerja aktif, yaitu Mubadallah Petreleum di wilayah kerja Andaman I.
Kemudian Primer Oil di wilayah kerja Andaman II lepas pantai. Repsol di wilayah kerja Andaman III, Renco di wilayah kerja South Block A, Mubadallah Petreleum di wilayah kerja South Andaman. Satu lagi Aceh Energy di wilayah kerja Bireuen – Sigli. Sedangkan yang berada di wilayah kerja produksi, juga ada enam wilayah kerja, yaitu Wilayah Kerja Lhokseumawe (Zaratex NV), Wilayah Kerja Blok B (PT PGE).
Berikutnya Wilayah Kerja Nort Sumatera Off Shore atau NSO (PHR), wilayah kerja Pase (Triangle Pase INC), Wilayah Kerja Blok A (Medco) dan Wilayah Kerja Rantau (Pertamina EP Asset 1). Pemerintah pusat melelang tiga WK migas baru di Aceh, kata Mahdinur, untuk cepat mengganti WK migas lama yang cadangan migasnya saat ini diperkirakan sudah tinggal sedikit.
Ada empat WK migas lama yang masih berproduksi, kata Mahdinur, tapi produksi migasnya sudah tinggal sedikit, yaitu PT PGE NSB. Cadangan migasnya, diperut bumi diperkirkan tinggal sekitar 139,47 BCF, Zaratex NV tinggal 167,32 BCF, PT Triangle Pase INC 92,08 BCF dan PT Medco E&P Malaka 462,32 BCF.
Kabid Migas Dinas ESDM Aceh, Dian Budi Darma, mengatakan dari tiga WK Migas baru yang dilelang pemerintah pusat itu, dua WK migas yang baru, yaitu WK migas lepas pantai Nort West Aceh (Meulaboh) peminatnya sudah ada dan telah melakukan join study yaitu Kondret Petreleum dan WK migas baru lepas pantai South West Aceh (Singkil), juga sudah ada yaitu Frontier Petreleum Limeted, perusahaan migas dari Singapura.
Sedangkan untuk wilayah kerja satu lagi, yaitu Arakundo, Aceh Timur, peminatnya belum ada, lelangnya dilakukan secara regular tender.
Untuk Wilayah Kerja migas baru, Arakundo yang dilelang secara regular oleh pusat, menurut Dian Budi Darma, peminatnya pasti banyak, karena wilayah Kerjanya dekat dengan Wilayah Kerja Andaman II, Premer Oil, yang kini menurut informasi dari perusahaan tersebut, hasil ekploitasi pengeboran migasnya positif, ditemukan sumber migas baru di lepas pantai Aceh Timur dan Utara.
Karena lokasinya dekat dengan lokasi Wilayah Kerja Migas Andaman II, yang sumber migasnya sudah ditemukan ada, menurtr Dian Budi Darma, membuat sejumlah perusahaan migas nasional maupun asing, termotivasi dan tertarik untuk memasukkan proposal penawaran lelang WK lokasi migas tersebut.
Untuk WK migas Meulaboh dan Aceh Singkil, pemasukkan penawaran dokumen proposal lelangnya paling lambat 6 September 2022 sedangkan WK migas Arakundo, paling lambat 17 Nopember 2022.
Masa waktu proses lelang WK migas, untuk lokasi Meulabohdan Aceh Singkil, lebih singkat hanya 45 hari, terhitung dari batas terakhir penerimaan proposal.
Sedangkan untuk WK migas Arakundo, karena tendernya dilakukan secara regular, masa proses lelangnya lebih lama, berkisar antara 3 – 4 bulan, baru ada pengumuman pemenang tendernya.
Dian Budi Darma mengatakan, dirinya sangat optimis ketiga lokasi WK migas baru di Aceh yang telah dilelang pemerintah pusat, Rabu kemarin itu, pasti akan berjalan lebih cepat dari kondisi sebelumnya, apalagi kebutuhan permintaan minyak bumi dunia dan migas saat ini sedang meningkat, sehingga mendorong sejumlah perusahaan migas dunia, secepat melakukan penawaran, eksploitasi dan eksplorasi produksi sumur minyak bumi dan gasnya, untuk dijual ke luar negeri.
Darma memprediksikan, jika nanti ketiga WK baru migas itu, ditemukan sumber migas baru yang memiliki cadangan migas yang sangat besar, terutma untuk wilayah pantai barat – selatan, suasana kondisi daerahnya akan seperti Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara pada tahun 1980 – 2010.
Perkembangan pembangunan di wilayah pantai barata selatan, akan lebih cepat dari kiondisi sekarang ini, di sana bakal banyak tumbuh berbgai perusahaan jasa, pendukung operasional migas.
Begitu juga Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara. Dengan telaha ditemukannya sumber migas baru lepas pantai WK Andaman II oleh Primer Oil, sekarang ini sudah banyak perusahaan jasa pendukung operasional migas dari luar Aceh, yang masuk Aceh Timur, Aceh Utara dan Lhokseumawe.
Nilai sewa pertokoan dan rumah di sana, ungkap Dian Budi Darma, sudah mulai kembali naik, karena banyak perusahaan jasa, di bidang migas dan transportasi yang membuka kantor cabangnya di tiga daerah tersebut.
“Kita harapkan kehadiran sumber migas baru di daerah ini, bisa memberikan kesejahteraan dan kemakmuran bagi masyarakat Aceh dan Indonesia, bukan sebaliknya, ”ujar Dian Budi Darman.