Astana – KBRI Astana meresmikan Pencak Silat Corner di Rumah Budaya Indonesia di Astana Kazakhstan pada tanggal 28 November 2022. Kegiatan tersebut dihadiri juga oleh pejabat Kemenpora RI, IPSI dan Asosiasi Pencak Silat Kazakhstan.
Dr. M. Fadjroel Rachman selaku Duta Besar RI untuk Kazakhstan dan Tajikistan menyampaikan bahwa Pencak Silat Corner ini bertujuan mempromosikan Pencak Silat di Kazakhstan, Tajikistan dan kawasan Asia Tengah. “Corner ini hadir untuk memperkenalkan lebih jauh Pencak Silat di Asia Tengah, terutama Kazakhstan dan Tajikistan”, paparnya.
Pencak Silat merupakan program strategis KBRI Astana karena masyarakat Kazakhstan dan Tajikistan sangat senang dengan olahraga bela diri. Pencak Silat diharapkan menjadi lokomotif diplomasi di Kazakhstan dan Tajikistan.
Corner ini berisi literatur tentang Pencak Silat, baju dan tongkat yang digunakan oleh beberapa atlet Pencak Silat Indonesia saat memenangi pertandingan di ajang internasional. Ada juga jaket Tim Pencak Silat Kazakhstan. Selain itu, berisi juga beberapa foto dokumentasi perjalanan Dubes Fadjroel dan Tim KBRI Astana dalam menjalankan Pencak Silat Diplomacy di Kazakhstan dan Tajikistan.
Ada 3 atlet Pencak Silat Indonesia yang hadir dan ikut menyumbangkan baju dan tongkat dalam acara tersebut, antara lain; Asep Yuldan yang merupakan Juara I Asian Games 2018 di Indonesia kategori Grup Putra dan Juara II Grup Putra Sea Games 2022 di Vietnam. Kemudian I Komang Harik Adi Putra yang merupakan Juara I Asian Games 2018 di Indonesia dan Juara I Kejuaraan Dunia Pencak Silat 2018 di Singapura. Ada juga Tito Hendra Septa yang merupakan Juara 3 Kejuaraan Asia Tenggara 2022 di Singapura dan Juara 1 Kejuaraan Pencak Silat Asia ke-6 2022 di Kashmir India.
Belobrodskaya Olga yang merupakan pelatih Pencak Silat di Astana Kazakhstan menyampaikan sebab ketertarikannya dengan Pencak Silat karena unsur spirtual dan budayanya.
“Kami tertarik dengan seni bela diri Pencak karena unik. Kami ikut mengembangkan jenis olahraga ini karena kami melihat ada nuansa spiritual dan budayanya”. Ucap Olga.
Olga juga menyampaikan bahwa mereka telah menyelenggarakan kejuaraan Pencak Silat untuk level nasional di Republik Kazakhstan dan ambil bagian di kejuaraan Asia, serta kejuaraan dunia. Kami tidak hanya meraih medali perunggu tetapi juga medali perak.
Olga berharap kedepan ada gedung khusus untuk menyimpan catatan sejarah tentang Pencak Silat.
“Semoga Pojok Pencak Silat yang kental dengan budaya Indonesia ini bisa ditambah isinya. Harapan kami di masa depan, tidak hanya ada corner, melainkan museum megah tempat sejarah Pencak Silat itu dikumpulkan,” katanya.
Ibu Sri Wahyuni yang merupakan Kepala Biro Perencanaan dan organisasi Kemenpora RI menyampaikan bahwa Pencak Silat Corner ini merupakan yang pertama di dunia. “Ini pertama di dunia. Selama ini belum ada perwakilan yang membuat corner khusus Pencak Silat”. Ibu Sri juga menyampaikan apresiasi atas upaya KBRI Astana untuk terus mempromosikan Pencak Silat di seluruh Asia Tengah, terutama Kazakhstan dan Tajikistan.
Ibu Titih Hayati yang merupakan wasit Pencak Silat dari IPSI memaparkan bahwa sempat kaget ketika mengetahui jumlah pendekar Pencak SIlat di Kazakhstan sudah mencapai 4000 orang dan ada 14 wilayah (region) di Kazakhstan.
“Saya kaget melihat perkembangan Pencak Silat Kazakhstan yang begitu cepat. Kazakhstan bisa menjadi pusat pembelajaran Pencak Silat di Asia Tengah”.
Titih juga menyampaikan bahwa ini semua bisa terjadi karena adanya kekuatan pemimpin di KBRI Astana.
“Kalau roket selalu ada pendorongnya, maka kita ketahui bersama bahwa roketnya di sini adalah Bapak Dubes Fadjroel Rachman,” ucapnya.