Banda Aceh – Presiden klub Persiraja Banda Aceh, H. Nazaruddin Dek Gam mengaku sudah mundur dari presiden klub tim Persiraja yang akan berlaga di kompetisi Liga 2 musim ini. Dek Gam juga sudah berulang kali mempersilakan orang lain mengambil alih pengelolaan klub berjuluk ‘Lantak Laju’ itu karena menyelamatkan Persiraja merupakan tanggung jawab bersama.
“Saya sudah berulang kali mengatakan dan ungkapkan bahwa saya tidak di Persiraja lagi. Saya mundur dari Presiden Persiraja,” ungkap Dekgam saat menjadi narasumber Podcast Serambi, Senin (1/8).
“Saya persilakan tokoh-tokoh Aceh, pengusaha Aceh, para pencinta sepakbola, silakan mengurus Persiraja,” ungkap anggota Komisi III DPR RI ini. Program 30 menit bersama Nazaruddin Dekgam itu dipandu langsung oleh News Manajer Serambi Indonesia, Bukhari M Ali dengan tema Quo Vadis Persiraja?
Dalam program tersebut, anggota DPR RI asal Aceh dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) ini blak-blakan bercerita tentang nasib Persiraja jelang bergulirnya Liga 2 pada 22 Agustus mendatang. “Untuk menyelamatkan Persiraja bukan tanggung jawab saya sendiri. Kecuali klub Dekgam FC, Dekgam yang tanggung jawab,” tukasnya.
“Ini klub Persiraja, punya publik, punya sejarah, punya catatan tinta emas di negara ini,” urai dia. “Jadi kenapa mesti saya tanggung jawab sendiri, sudah 5 tahun saya berkorban, saya pikir sudah cukuplah,” tandasnya.
Dekgam mengaku sudah menyurati Pemerintah Kota (Pemko) Banda Aceh agar mengambil alih Persiraja karena memiliki saham 20 persen. “Saya pikir Pemko punya hak,” ungkap Dekgam seraya mengaku sudah merugi sekitar Rp 18 miliar, selama memimpin Persiraja dari tahun 2017-2022, sehingga memilih melepas klub tersebut.
Apabila ada yang mengambil alih Persiraja, Dekgam menegaskan, akan melepaskan semua sahamnya. “Saya lepas semua, yang penting Persiraja selamat. Saya juga tidak boleh egois karena ini bukan perusahaan menguntungkan, tapi perusahan merugikan. Ini bisnis yang merugikan,” ungkap dia.
Ia mengaku sudah cukup berbuat di bidang sepakbola. Menurutnya, membantu masyarakat tidak harus di sepakbola, tapi bisa di bidang sosial, agama, dan lainnya. “Saya pikir untuk berbuat di bidang olahraga sudah cukup. Saya sudah berhasil mengantar Persiraja ke Liga 1, walaupun turun lagi karena faktor Covid-19,” ungkap dia.
Di sisi lain, Dekgam juga mengungkapkan bahwa untuk bisa bertahan di Liga 2, Persiraja harus mengantongi dana minimal Rp 6 miliar. Dekgam sendiri mengaku hanya mampu menanggung Rp 2 miliar, dari total dana yang dibutuhkan. Sisanya, ia berharap, adanya pihak lain atau sponsor yang mau menanggung beban tersebut.
“Kalau ada sponsor dalam bentuk apa pun Rp 4 miliar, kasih ke saya dan saya pegang Persiraja itu,” tegas dia. “Ini demi sepakbola Aceh, bukan demi kepentingan politik!” tandasnya.
“Jika ada netizen mengatakan, tahun 2024 Dekgam akan kembali ambil Persiraja. Saya pastikan, kalau hari ini ada yang mau mengurus Persiraja, saya tidak akan mengambil Persiraja selama-lamanya,” tukas Dekgam.
“Persiraja biarlah menjadi catatan sejarah dalam hidup saya. Jadi kenangan tersendiri dalam hidup saya,” ungkapnya.
“Satu kebanggaan pernah mengantar Persiraja ke Liga 1 setelah puluhan tahun tidak masuk ke Liga 1,” tambah pengusaha muda ini. Menurutnya, tidak sulit mencari dana Rp 4 miliar, asalnya ada itikad bersama menyelamatkan Persiraja.
“Rp 4 miliar itu kecil, kalau pemerintah dalam hal ini Pj Gubernur ikut menyelamatkan Persiraja,” ulasnya. “Apa salahnya Pj Gubernur memanggil perusahaan besar di Aceh seperti Bank Aceh, Medco, Mifa, untuk menyelamatkan Persiraja. Saya juga ikut andil didalamnya,” ucap dia.
Dekgam memberi contoh seperti partisipasi Bank Papua terhadap Persipura. Menurut Dekgam, pada tahun ini bank milik Pemprov Papua itu berani menyumbang untuk Persipura sebesar Rp 5 miliar, untuk satu musim. Selain itu, PT Freeport Indonesia ikut menyumbang Rp 6 miliar. “Padahal, Persipura di liga 2 sama seperti Persiraja, tapi dapat uang 11 miliar,” ungkap Dekgam.
Karena itu, Dek Gam berharap tokoh-tokoh sepakbola Aceh bicara dengan Pj Gubernur Aceh, Achmad Marzuki untuk menyelamatkan Persiraja. Menurutnya, masih ada kesempatan untuk Persiraja bertahan sebelum Liga 2 bergulir pada 22 Agutsus 2022. “Lebih kurang 15 hari lagi persiapan kita bisa, kalau kita mau,” demikian Nazaruddin Dekgam.