Jakarta – Sebanyak 2.000 mustahik di lingkungan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menerima manfaat dari pelaksanaan ibadah kurban tahun 1446 Hijriah. Para penerima manfaat terdiri dari petugas keamanan, pengemudi, tenaga kebersihan, pegawai non-ASN, serta pegawai golongan I dan II yang selama ini menjadi bagian penting dari operasional harian kementerian.
Penyaluran hewan kurban ini menjadi wujud nyata komitmen Komdigi dalam memperkuat nilai-nilai kemanusiaan, gotong royong, dan kepedulian sosial. Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menegaskan pentingnya menjaga semangat berbagi sebagai bagian dari nilai-nilai kemanusiaan.
“Alhamdulillah, semangat untuk berbagi dan menguatkan sesama ini bisa terus tumbuh di tengah kita. Mari kita jaga nilai-nilai kemanusiaan dan kepedulian ini agar terus tumbuh dalam setiap keputusan yang kita ambil. Karena dari kesederhanaan niat dan keikhlasan tindakan, lahir kekuatan yang memperkuat kita sebagai satu keluarga besar,” ujar Meutya Hafid, Kamis (5/6/2025).
Penyerahan hewan kurban dilakukan secara simbolis kepada panitia penyelenggara, di mana Meutya hadir didampingi oleh Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria serta Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Bidang Infrastruktur Digital Angga Raka Prabowo. Dalam sambutannya, Meutya menekankan bahwa pelaksanaan kurban di lingkungan Komdigi bukan sekadar ibadah individual, melainkan simbol komitmen terhadap nilai kebersamaan dan tanggung jawab sosial.
“Penyerahan hewan kurban yang kita laksanakan adalah bentuk komitmen kita bersama terhadap nilai kebersamaan, nilai keikhlasan, dan juga tanggung jawab sosial kita selaku pejabat publik di lingkungan Komdigi,” tutur Meutya.
Ia juga memberikan apresiasi kepada seluruh panitia kurban yang dipimpin oleh Inspektur Jenderal Komdigi, atas kerja keras dan dedikasi dalam menyelenggarakan kurban tahun ini. Meutya menyebutkan bahwa jumlah hewan kurban yang disalurkan meningkat menjadi 12 ekor sapi, berkat kontribusi gotong royong dari seluruh pegawai Komdigi.
Selain aspek sosial, Meutya juga menekankan makna spiritual dari ibadah kurban dengan merujuk pada Surah Ash-Shaffat ayat 102, yang menceritakan keteladanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dalam menjalankan perintah Allah SWT.
“Dari kisah itu kita belajar bahwa keimanan sejati tidak diukur dari kata-kata, tetapi dari kesanggupan hati untuk taat tanpa syarat. Kurban mengajarkan ketundukan, pengorbanan, dan kesediaan untuk melepas apa yang paling kita cintai demi memenuhi perintah Allah SWT,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa ibadah kurban tidak hanya ritual keagamaan, tetapi juga telah menjadi bagian dari budaya sosial masyarakat Indonesia sejak lama. Kurban di Nusantara menjadi sarana memperkuat solidaritas sosial sekaligus perwujudan semangat tolong-menolong.
“Sejak masa awal Islam di Nusantara, kurban telah menjadi sarana memperkuat solidaritas. Selain sebagai ajaran agama, ini juga merupakan tradisi yang memperkuat budaya tolong-menolong, yang merupakan bagian dari semangat Indonesia,” tegas Meutya.
Dalam penutup sambutannya, Meutya mengajak seluruh jajaran Komdigi untuk menanamkan semangat empati dan kepedulian dalam setiap kebijakan dan tindakan. Ia berharap pelaksanaan kurban ini dapat berjalan dengan amanah serta membawa keberkahan bagi seluruh keluarga besar Komdigi.
“Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita semua, memberi berkah bagi kita dan seluruh keluarga besar Kementerian Komunikasi dan Digital. Mari kita terus jaga semangat kebersamaan. Kepedulian adalah fondasi dari lingkungan kerja yang sehat dan saling mendukung,” tutupnya.