Papua Barat – Presiden Joko Widodo baru-baru ini meresmikan proyek gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) Tangguh Train III di Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat, pada Jumat (24/11/2023).
Dengan investasi sebesar USD4,83 miliar atau sekitar Rp72,45 triliun, proyek Tangguh Train 3 meningkatkan kapasitas produksi LNG menjadi 11,4 juta ton per tahun. Hal ini menjadikan Blok Tangguh sebagai produsen LNG terbesar di Indonesia. Sebelumnya, melalui dua train yang sudah ada, kapasitas produksi hanya mencapai 7,6 juta ton LNG.
Presiden Jokowi berharap LNG Tangguh dapat berkontribusi signifikan dalam mencapai target produksi gas nasional sebesar 12 miliar kaki kubik per hari pada 2030. Proyek ini memperkuat posisi Blok Tangguh sebagai proyek strategis nasional (PSN), yang telah beroperasi sejak 2009.
Proyek Blok Tangguh melibatkan BP sebagai operator dengan kepemilikan sebesar 40,22 persen, disertai MI Berau BV 16,3 persen, CNOOC Muturi Ltd 13,90 persen, Nippon Oil Exploration (Berau) Ltd 12,23 persen, KG Berau Petroleum Ltd 8,56 persen, KG Wiriagar Petroleum Ltd 1,44 persen, dan Indonesia Natural Gas Resources Muturi Inc 7,35 persen. Izin operasi Blok Tangguh dimiliki oleh BP dan mitranya hingga tahun 2035, dengan perpanjangan kontrak hingga 2055.
Pasar LNG proyek Tangguh Train 3 sudah memiliki pembeli, seperti PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan pembeli internasional. Menteri ESDM Arifin Tasrif menyatakan bahwa sumber pendanaan proyek ini telah tersedia sebelum pembangunan dimulai.
Presiden Jokowi juga menekankan pentingnya proyek ini bagi pengembangan ekonomi Papua, dengan harapan penyerapan tenaga kerja lokal mencapai 85 persen pada tahun 2029. Blok Tangguh diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di sekitarnya, membantu pemenuhan kebutuhan bahan bakar, dan mempercepat pembangunan industri di Teluk Bintuni.
Pemerintah berencana mengembangkan kawasan industri, termasuk industri petrokimia dan pupuk, di sekitar sumber gas Tangguh. Langkah ini diharapkan dapat menciptakan skala ekonomis bagi industri, mengingat pasokan gas yang melimpah dari lapangan Tangguh. Keberadaan industri tersebut diharapkan menjadi pendorong utama bagi pembangunan berkelanjutan dan kemakmuran di Papua Barat.