Jakarta – Kurang tidur dapat memiliki efek negatif pada kesehatan masa depan, berdasarkan data sebuah studi oleh Universitas Kopenhagen di Denmark. Penelitian ini diumumkan dan diterbitkan dalam International Journal of Epidemiology.
Studi lain yang diumumkan oleh Masyarakat Kardiologi Eropa pada 16 Juni 2015 menemukan hubungan antara kurang tidur dan peningkatan risiko serangan jantung dan stroke.
“Tidur mempengaruhi kemampuan untuk mempertahankan gaya hidup sehat dan ketika kualitas tidur memburuk, kita cenderung membuat perubahan gaya hidup yang tidak sehat,” kata Alice Jessie Clark dari Departemen Kesehatan Masyarakat di Universitas Kopenhagen sekaligus penulis studi utama.
Peneliti menemukan orang merasa lebih mudah mempertahankan gaya hidup sehat jika cukup tidur, seperti mengurangi merokok. Perokok dengan pola tidur normal yang tidak terganggu lebih kecil kemungkinan untuk terus merokok dan lebih mungkin berhenti merokok empat tahun lebih lambat daripada yang mengalami peningkatan gangguan tidur dan durasi tidur yang lebih pendek.
Risiko obesitas
Para peneliti menemukan mereka yang mengalami gangguan tidur memiliki risiko lebih tinggi menderita kelebihan berat badan atau obesitas, atau berubah dari aktif secara fisik menjadi tidak aktif. Penelitian ini dilakukan oleh kolaborasi internasional epidemiolog dan peneliti tidur dari Denmark dan Finlandia.
Penemuan ini didasarkan pada data dari lebih dari 35.000 orang dewasa Finlandia yang tidur tanpa gangguan aktif selama periode empat tahun. Peserta yang mengembangkan pola tidur terganggu diikuti selama empat tahun tambahan. Studi kedua menemukan hubungan erat antara kurang tidur dan penyakit kardiovaskular.
“Kematian akibat penyakit kardiovaskular menyumbang hampir 50 persen dari total kematian di antara populasi,” kata Valery Gafarov, profesor kardiologi di Akademi Ilmu Kedokteran di Novosibirsk, Rusia.
“Hampir 80 persen kematian akibat penyakit kardiovaskular disebabkan oleh infark miokard (serangan jantung) dan stroke. Ini berarti hari ini kita berbicara tentang epidemi penyakit kardiovaskular. Oleh karena itu, penting untuk terlibat dalam pencegahan intensif faktor risiko yang mengarah pada perkembangan penyakit kardiovaskular,” jelasnya.
Berdasarkan hasil temuan studi, 63 persen partisipan yang mengalami serangan jantung juga mengalami gangguan tidur. Gangguan tidur terkait erat dengan keadaan fisik dan emosional negatif, seperti kecemasan, depresi, dan kelelahan. Para peneliti mengatakan kualitas tidur yang baik ialah 7-8 jam semalam.